Salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan kita adalah masalah lemahnya pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir.
Proses pembelajaran di dalam kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingat itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik
kita dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin
aplikasi.
Telah hampir satu jam pelajaran seorang
guru menghabiskan waktunya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak
didiknya. Tentu saja materi yang ia sampaikan adalah materi pelajaran yang ia
pelajari pada malam harinya. Sebagian besar siswa sama sekali tidak merasa
tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikannya, karena mereka merasa apa
yang disampaikan sang guru sama persis dengan apa yang ada dalam buku yang
telah mereka pelajari dirumah.karena itulah mereka merasa gelisah selama
mendengarkan pelajaran guru. Diantara mereka ada yang asyik membaca buku,
mengobrol dan ada juga yang mengantuk.
Kiranya tidaklah berlebihan kalau di
katakana bahwa di Indonesia dewasa ini masih sedikit sekali bacaan yang
membicarakan masalah mengajar. Tetapi hal seperti itu tidak hanya terjadi di
Indonesia saja. Walaupun timbul masalah yang sekiranya sangat mengganggu
pelajaran, biasanya pengajar akan berusaha mengatasi masalah yang di hadapi
saat pelajaran berlangsung.
Di sini akan di uraikan bagaimana
seorang pengajar harus melakukan tugas mengajarnya, melainkan
kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat di lakukan oleh seorang pengajar serta
apa saja yang harus di perhatikan.
Peta
KonsepModel Pembelajaran
Model pembelajaran aktif
|
PAIKEM
|
Pembelajaran Tematik
|
Pemebelajaran Kooperatif
|
Pembelajaran Kontekstual
|
Pendekatan Pembelajaran
(Student or teacher centered)
|
Strategi Pembelajaran
(exposition-discovery learning or
group-individual learning)
|
Metode Pembelajaran
(Ceramah, diskusi, simulasi, dsb)
|
Tehnik Dan Taktik Pembelajaran
(spesifik, individual, unik)
|
A. Pengertian model
pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang di perlukan tergambar dari
awal sampai akhir yang di sajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, strategi, metode, dan tekhnik pembelajaran
Pendekatan pembelajaran ialah titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Menurut Lawson dalam konteks belajar,
pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk
menunjang keefektifan, keefesienan dalam proses pembelajaran dalam materi
tertentu.[1]
Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan untuk mengimplemntasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contoh: ceramah,
demonstari, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, debat dll.
Tekhnik pembelajaran adalah cara yang
di lakukan seseorang dalam meng implementasikan suatu metode secara spesifik.
Contoh, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relative
banyak membuntuhkan tekhnik sendiri, yang tentunya secara tekhnis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas
Strategi digunakan untuk memperoleh
kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Salah satu strategi yang dapat
digunakan untuk mencapai kesuksesan adalah dengan motivasi atau dorongan dan
keyakinan yang dimulai dari diri sendiri bahwa seseorang mampu untuk mencapai
kesuksesan atau keberhasilan yang diinginkan.[2]
Taktik pembelajaran adalah gaya
seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kek
khasan dari masing- masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan tipe
kpribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajarn akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Jadi, semua pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran.
Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang
sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak
alat bantu dalam penerapannya.
B. Sistem
Pembelajaran PAI
1. Pembelajaran
Tematik
a.
Pengertian pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa.
Dengan tema di harapkan akan memberikan
banyak keuntungan di antaranya:
·
Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
·
Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan pengembangan berbagai kompetensi dasar
antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
·
Pemahaman terhadap materi pelajarn lebih mendalam dan berkesan.
·
Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar.
·
Siswa lebih bersemangat untuk belajar.
·
Guru dapat menghemat waktu.
b.
Landasan pembelajaran tematik
Landasan filosofis dalam pembelajaran
tematik sangat dipengaruhi. Pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja
dari seorang guru kepada anak, tetapi harus di interpretasikan sendiri oleh
masing-masing siswa. pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi melainkan suatu
proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa
ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Setelah menentukan keaktifan siswa
sekarang bisa dibentuk atau di kembangkan kedalam diri si anak. Kita mulai
dengan unsur pertama bagaimana telah kita tentukan, yakni semangat disiplin.
Kita tahu sasaran yang akan dicapai yaitu tujuan kearah mana kita harus
membimbing si anak. Jadi sudah waktunya kita harus memahami psikologi anak
secara meendalam, satu-satu cara untuk bisa memperoleh informasi penting
mengenai pokok persoalan ini. Yang terpenting disini menumbuhkan unsur
semangat disiplin.[3]
Landasan Psikologis dalam pembelajaran
tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi belajar. psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana
isi/materi pembelajaran tematik tersebut di sampaikan kepada siswa dan
bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
Landasan yuridis dalam pembelajaran
tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan/peraturan yang mendukung
pelaksanaan pelajarn tematik di sekolah dasar.
b.
Arti penting pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan
pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran. Sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan telatih
untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang di pelajarinya. Pembelajaran
tematik lebih menekankan pada penerapan proses belajar sambil melakukan sesuatu
(learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu merancang perancang pengalaman
belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan siswa.
c.
Karakteristik pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik ini memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.
Berpusat pada siswa, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih
banyak menenpatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa
untuk melakukan aktifitas belajar.
2.
Memberikan pengalaman langsung, hal ini sesuai dengan pembelajaran tematik agar
dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Siswa di sini di hadapkan
pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal- hal yang
lebih abstrak.
3.
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, ini dimaksud fokus pembelajaran di
arahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
4.
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, dengan demikian siswa mampu
memahami konsep-konsep mata pelajaran secara utuh. Hal ini di perlukan
untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
5.
Bersifat fleksibel, di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil
pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, siswa di beri kesempatan
untuk mengoptimalakan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.
7.
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
d.
Tahapan pembelajaran tematik
1) Tahap persiapan
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
ini perlu di lakukan beberapa hal yang perlu meliputi tahap perencanaan yang
mencakup kegiatan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan
silabus dan penyusunan rencana.
2) Tahap pelaksanaan
Tahap kegiatan yaitu kegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan/inti dan kegiatan penutup:
·
Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan.
Kegiatan ini dilakukakan terutama
untuk mendorong siswa untuk memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti
proses pembelajaran dengan baik.
·
Kegiatan inti.
Kegiatan inti ini di fokuskan dalam
kegiatan yang bertujuan pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung.
Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai
strategi/metode yang bervariasi dan dapat di lakukan secara klasikal, kelompok
kecil, ataupun perorang.
·
Kegiatan penutup/ Akhir dan tindak lanjut
Kegiatan penutup adalah untuk
menenangkan. Contoh kegiatan akhir yang dapat di lakukan adalah menyimpulkan
hasil pembelajaran yang telah di simpulkan.
3) Tahap
penilaian.
a) Pengertian.
Penilaian dalam pembelajaran tematik
adalah suatu usaha untuk mendapatkanberbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan proses dan hasil pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan
belajar.
b) Tujuan. Tujuan penilaian
tematik adalah:
·
Menegtahui pencapaian indicator yang di tetapkan.
·
Memperoleh umpan balik bagi guru untuk mengetahui hambatan yang terjadi.
·
Memproleh gambaran yang jelas tentang perkembagan siswa.
·
Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial ,pengayaan, dan
pemantapan).
c) Prinsip.
·
Penilaian di kelas harus sesuai kelas, mengingat siswa SD kelas 1 belum semua
lanjar baca dan tulis. Maka cara penilaiannya ditekankan pada penilaian
tertulis.
· Untuk
anak klz1,2 itu harus lancar baca,tulis,hitung oleh karena itu peserta didik
harus mampu menguasai peserta didiknya itu mampu atau tidak dan itu syarat
untuk naik kelas.
·
Penilaian di lakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing
kompetensi dasar dan hasil belajar.
·
Penilaian di lakukan secara terus-menerus dan selama proses belajar mengajar
berlangsung.
d) Alat Penilaian.
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non
Tes. Dalam kegiatan belajar di kelas awalpenilaian lebih banyak yang di gunakan
adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalu
pengamantan anak yang di catat pada sebuah buku bantu.
Perlu ditegaskan bahwa, pemberian angka
bukanlah maksud yang utama dari penilaian. Tetapi calon guru harus mengetahui,
fungsi dari penilaian adalah: mengetahui tingkat kemajuan, perkembangan murid
dalam satu periode tertentu. Hasil dari setiap penilaian akan dijadikan sebagai
dasar untuk memperbaiki kemajuan setiap individu murid.[4]
2. Pembelajaran
Kooperatif
a.
Pengertian pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dapat
didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Bekerja
atau belajar bersama adalah suatu proses kelompok yang disokong oleh
anggota-anggota kelompok , di mana ada ketergantungan satu dengan yang lain
untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati. Ruang kelas adalah tempat yang
baik sekali untuk membangun kemahiran kelompok yang Anda butuhkan kemudian di
dalam kehidupan.[5]
b. Ciri-ciri
pembelajaran kooperatif.
·
Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
pelajaran.
·
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampua tinggi, sedang dan rendah.
·
Penghargaan lebih berorientasi ketimbang individu
c. Tujuan
pembelajaran kooperatif.
·
Hasil belajar akademik tujuannya untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas
akademik.
·
Penerimaan terhadap individu, maksudnya penerimaan yang luas terhadap orang
yang berbeda menurut ras,budaya,kelas sosial,kemampuan dan ketidak mampuan.
·
Pengembangan keterampilan social bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
a.
Tujuan pembelajaran kooperatif.
Terdapat empat prinsip dasar
pembelajaran kooperatif yaitu:
·
Prinsip ketergantungan positif
·
Tanggung jawab perseorangan
·
Interaksi tatap muka.
·
Partisipasi dan komunikasi.
b.
Prosedur pembelajaran kooperatif.
Prosedur pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri dari empat tahap yaitu: penjelasan materi, belajar dalam
kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.
3. Pembelajaran
Kontekstual.
a.
Konsep pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep
belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke murid dalam kelas dan membuat
hub antara pengetahuan yang di milikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterempalilan
dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
b.
Karakteristik pembelajaran kontestual.
Karakteristik pembelajaran kontekstual
adalah melakukan hubungan yang bermakna.
·
Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan.
· Belajar
yang di atur sendiri.
· Bekerja
sama.
·
Berfikir kritis dan kreatif.
·
Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
· Mencapai
standar yang tinggi.
c.
Fokus pembelajaran kontestual.
Pembelajaran kontekstual menempatkan
siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa
dengan materi yang sedang di pelajari dan sekaligus memperhatikan pengetahuan
faktor kebutuhan individual siswa peranan guru.
d.
Lima strategi umum pembelajaran kontekstual.
Terdapat lima strategi dalam rangka
penerapan pembelajaran kontekstual yaitu: Relating, Exsperiencing, Applying,
Cooperating, Tranperring.
e.
Komponen pembelajaran kontekstual.
Dalam pembelajaran kontekstual ada
tujuh komponen pokok yang harus di kembangkan oleh guru yaitu: Kontruktivisme,
Inquiry, Bertanya (Questioing), Masyarakat Belajar (Learning Comunnity),
Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection), Penilaian nyata (Authentic
Assesment).
f.
Strategi pembelajaran kontekstual.
Beberapa strategi pengajaran yang dapat
dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran kontekstual antara lain:
·
Pembelajaran berbasis masalah.
·
Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman
belajar.
·
Memberikan aktivitas kelompok.
·
Membuat aktifitas belajar mandiri
·
Membuat aktifitas belajar bekerjasama dengan masyarakat
·
Menerapkan penilaian autentik.
4.
PAIKEM
a.
Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah suatu akronim yang
digunakan dalam konteks pembelajaran. Akronim sejenis yang digunakan yakni ASIK
yang berarti Aktif, Senang, Inovatif dan Kreatif. Secara umum memang dikenal
dengan sebutan PAKEM yakni Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Tetapi seiring dengan perkembangannya ditambah dengan
pengembangan dari pembelajaran kreatif yakni pembelajaran yang inovatif. Dan
sekarang lebih dikenal dengan PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
PAIKEM merupakan singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya,
PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching)
yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang
disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan [6]
Adapun maksud dari masing-masing kata
PAIKEM yaitu : [7]
1) Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan,
mengemukakan gagasan, dan memecahkan masalah.
2)
Inovatif yaitu guru harus menciptakan kondisi belajar dan kegiatan pembelajaran
yang baru sesuai tuntutan dan perkembangan pendidikan.
3)
Kreatif yaitu guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa.
4)
Efektif yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran yakni mencapai tujuan/kompetensi yang ditetapkan.
5)
Menyenangkan yaitu guru harus mampu menciptakan suasana belajarmengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya tinggi.
Berdasarkan pengertian tersebut
menunjukkan bahwa Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan
guru bertugas sebagai motivator dan fasilitator. Setiap kegiatan yang dilakukan
siswa selalu dipantau dan setiap kesulitan yang dihadapi siswa selalu memberi
solusi. Secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :[8]
1) Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2) Guru menggunakan
berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan dan cocok bagi siswa.
3) Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
4) Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasan dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
Berdasarkan pendapat tersebut
menggambarkan bahwa PAIKEM diantara guru dan siswa merupakan hubungan timbal
balik. Guru berusaha merancang pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus
aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain, antara guru dan siswa
terjalin koordinasi pembelajaran yang interaktif dan setiap kegiatan yang
dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru.
b.
Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu
siswa mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi, berfikir kritis, dan
berpikir kreatif (critical and creative thinking). Berpikir adalah suatu
kecakapan nalar secara beratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah menarik keputusan, member keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian
ilmiah. Berpikir creative adalah suatu kegiatan mental untuk mental untuk
meningkatkan kemurnian (originality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam
mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran pemecahan masalah,
siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu
masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa
sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk
diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya
masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah
penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk atau soal-soal dalam tiap mata
plejaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi, dsb.
c.
Karakteristik PAIKEM
Adapun Karakteristik PAIKEM yaitu:
- Berpusat pada siswa (student-centered );
- Belajar yang menyenangkan (joyfull learning);
- Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency-based learning);
- Belajar secara tuntas (mastery learning);
- Belajar secara berkesinambungan (continuous learning);
- Belajar sesuai dengan ke-kini-an dan ke-disini-an (contextual learning).[9]
Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka
pembaljaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan
kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri
yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi.
1.
Mengalami (pengalaman belajar), antara lain:
· Melakukan
pengamatan
· Melakukan
percobaan
· Melakukan
penyelidikan
· Melakukan
wawancara
· Siswa
belajar banyak melalui berbuat
· Pengalaman
langsung mengaktifkan banyak indera.
2.
Komunikasi, bentuknya antara lain:
· Mengemukakan
pendapat
· Presentasi
laporan
· Memajangkan
hasil kerja
· Ungkap
gagasan
3.
Interaksi, bentuknya antara lain:
· Diskusi
· Tanya
jawab
· Lempar
lagi pertanyaan
· Kesalahan
makna berpeluang terkoreksi
· Makna
yang terbangun semakin mantap
· Kualitas
hasil belajar meningkat
4.
Kegiatan refleksi yaitu memikirkan kembaliapa yang diperbuat atau dipikirkan.
· Mengapa
demikian?
· Apakah
hal itu berlaku untuk?
· Untuk
perbaikan gagasan/ makna
· Untuk
tidak mengalami kesalahan
· Peluang
lahirkan gagasan baru
Dari karakteristik PAIKEM tersebut,
maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas
atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada
diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam meberikan situasi yang
mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi dan transoer dalam
belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
d.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAIKEM
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) merupakan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM yaitu
:[10]
1)
Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin
tahu dan berimajinasi.
Kedua sifat tersebut merupakan modal
dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus diolah guru sehingga subur
bagi perkembangan kedua sifat tersebut.
2)
Mengenal anak secara perorangan
Masing-masing siswa/anak berasal dari
lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam
PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal kemampuan anak, guru dapat membantunya
bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak menjadi optimal.
3)
Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil
secara alami bermain berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dengan duduk berkelompok akan
memudahkan mereka untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran dalam
menyelesaikan tugasnya.
4) Mengembangkan
kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah
memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis masalah dan
kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berfikir
tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan berimajinasi oleh karena itu tugas
guru adalah mengembangkannya dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka.
5)
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajang untuk dapat memberi motivasi siswa bekerja lebih baik lagi dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lainnya. Dan juga dapat dijadikan rujukan bagi
guru ketika membahas suatu masalah.
6)
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya)
sebagai bahan dan sumber belajar perlu dimanfaatkan oleh guru, agar anak
menjadi lebih senang, dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi,
membuat tulisan, membuat gambar dan lainnya.
7)
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Umpan balik merupakan interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan daripada
kelemahan siswa dan diberikan secara santun untuk menanamkan rasa percaya diri.
Guru harus konsisten memeriksa dan memberikan hasil pekerjaan siswa.
8)
Membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental
Aktif mental lebih diutamakan daripada
aktif secara fisikal. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan keberanian dari
siswa. Guru hendaknya mampu menghilangkan perasaan penyebab rasa takut
tersebut.
Hal-hal di atas jika diperhatikan
dengan baik maka akan member peluang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) akan berhasil. Ciri-ciri PAIKEM berhasil,
adalah “aktif, kritis, kreatif, kematangan emosional-sosial meningkat,
produktif dan siap menghadapi perubahan”. Dan tidak diragukan lagi jika PAIKEM
benar-benar dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya maka tujuan pendidikan
seperti apa yang diharapkan dalam Undang-Undang yakni membentuk watak dan
mengembangkan potensi anak didik akan tercapai.[11]
e.
Penjabaran PAIKEM
1. Pembelajaran
Aktif
Secara harfiah active artinya: ”in
the habit of doing things, energetic” artinya terbiasa berbuat segala hal
dengan menggunakan segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran
yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental,
emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan
proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendir.[12]
Sebuah proses belajar dikatakan aktif (active
learning) apabila mengandung:[13]
1)
Keterlekatan pada tugas (Commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan
strategi pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful),
sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki
keterkaitan dengan kepentingan pribadi (personal);
2)
Tanggung jawab (Responsibility)
Dalam hal ini, sebuah proses belajar
perlu memberikan wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung
jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar dan menghormati ide-ide siswa,
serta memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan
sendiri.
3)
Motivasi (Motivation)
Proses belajar hendaknya lebih
mengembangkan motivasi intrinsic siswa. Motivasi intrinsik adalah hal
dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang
lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik (bukan ekstrinsik) karena
lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan
relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan
keharusan dari orangtua dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat
apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih berpusat pada siswa (student
centered learning). Guru mendorong siswa untuk aktif mencari, menemukan dan
memecahkan masalahnya sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga tidak
seperti orang yang menuangkan air ke dalam ember.
2. Pembelajaran
Inovatif
Inovasi adalah“something newly introduced
such as method or device”. Berdasarkan takrif ini, segala aspek (metode,
bahan, perangkat dan sebagainya) dipandang baru atau bersifat inovatif
apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang
guru meskipun semua itu bukan barang baru bagi guru lain.[14]
Pembelajaran inovatif dapat
menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara meng-
integrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke
dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental,
di antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software
multimedia, dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif.
Pembelajaran yang inovatif diharapkan
mampu membuat siswa yang mempunyai kapasitas berpikir kritis dan terampil dalam
memecahkan masalah. Siswa yang seperti ini mampu menggunakan penalaran yang
jernih dalam proses memahami sesuatu dan piawai dalam mengambil pilihan serta
membuat keputusan. Hal itu dimungkinkan karena pemahaman interkoneksi di antara
system atau subsistem terkait dengan persoalan yang dihadapinya. Juga terlihat
kemampuan mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat yang dapat mengarah
kepada pemecahan masalah secara lebih baik. Informasi yang diperolehnya akan
dikerangkakan, dianalisis dan disintesiskan sehingga akan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik.
Pembelajaran yang inovatif juga
tercermin dari hasil yang diperlihatkan siswa yang komunikatif dan kolaboratif
dalam mengartikulasikan pikiran dan gagasan secara jelas dan efektif melalui
tuturan / lisan dan tulisan. Siswa dengan karakteristik semacam ini dapat
menunjukkan kemampuan untuk bekerja secara efektif dalam tim yang beraneka,
untuk memainkan fleksibilitas dan kemauan berkompromi dalam mencapai tujuan bersama.
3. Pembelajaran
Kreatif
Kreatif (creative) berarti
menggunakan hasil ciptaan / kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya.
Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan
dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku,
namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian,
ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan
sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa[15]
Kriteria Kreatif:
· Berpikir
kritis
· Memecahkan
masalah secara konstruktif
· Ide/
gagasan yang berbeda
· Berfikir
konvergen (pemecahan masalah yang “benar” atau “terbaik”).
· Berfikir
divergen (beragam alternative pemecahan masalah)
· Fleksibelitas
dalam berpikir (melihat dari berbagai sudut pandang)
· Berfikir
terbuka
4.
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif
(effective / berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang juga
penting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang “didapat“ siswa.
Guru pun diharapkan memeroleh “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua
arah dengan siswanya.[16]
Untuk mengetahui keefektifan sebuah
proses pembelajaran, maka pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan
evaluasi. Evaluasi yang dimaksud di sini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi
semacam refleksi, perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta
didukung oleh data catatan guru. Hal ini sejalan dengan kebijakan penilian
berbasis kelas atau penilaian authentic yang
lebih menekan- kan pada penilaian proses selain penilaian hasil belajar
Kriteria Efektif, Ketercapaian target hasil belajar, dapat berupa:
· Siswa
menguasai konsep
· Siswa
mampu mengaplikasikan konsep pada masalah sederhana
· Siswa
menghasilkan produk tertentu
· Siswa
termotivasi untuk giat belajar
5. Pembelajaran
Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan (joyful)
perlu dipahami secara luas, bukan hanya berarti selalu diselingi dengan
lelucon, banyak bernyanyi atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang
menyenangkan adalah pembela- jaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa
merasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner
motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu
sesuatu.[17]
Pembelajaran menyenangkan adalah
pembelajaran dengan suasana Socio emotional climate positif. Peserta
didik merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang
mendera dirinya, melainkan berkah yang harus disyukurinya. Belajar bukanlah
tekanan jiwa pada dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus
ditunaikannya.
Kriteria Menyenangkan:Pembelajaran
berlangsung secara: Interaktif, Dinamik, Menarik, Menggembirakan, Atraktif,
Menimbulkan inspirasi
Berikut ini adalah beberapa teknik yang
dapat digunakan dalam kegiatan belajar – mengajar yang aktif (PAIKEM).
1.
Think-Pair-Share merupakan kegiatan sederhana di kelas. Guru
memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan tentang sebuah topik, berdiskusi
dengan teman sebayanya, dan berbagai hasilnya dengan teman lain di kelasnya.
2.
Minute Papers ialah kegiatan guru memberikan peluang kepada siswa
untuk menyintesiskan pengetahuannya dan menjawab pertanyaan seperti apa hal
yang paling penting yang telah dipelajari hari ini? Apa pertanyaan yang belum
terjawab? Dan pertanyaan lainnya yang menyangkut kegiatan belajar mengajar yang
telah dilaluinya.
3.
Writing Activities merupakan peluang bagi siswa untuk berpikir
dan memproses informasi yang dimilikinya. Misalnya sebagai tambahan kegiatan Minutes
Papers di atas, guru dapat memberikan sebuah pertanyaan yang dari satu
siswa diberi waktu untuk secara bebas menuliskan jawabannya. Tentu saja guru
juga bisa memberikan topik; untuk menjadi bahan yang akan ditulis oleh
siswanya.
4.
Brainstorming merupakan teknik sederhana lainnya yang dapat
melibatkan semua siswa di dalam kelas untuk berdiskusi. Dengan mengetengahkan
sebuah topik, guru dapat meminta masukan dari siswanya dan mencatat masukan –
masukan itu pada papan tulis.
5.
Games merupakan teknik yang biasanya menarik banyak siswa. Bisa
termasuk di dalamnya matching, mysteries, group competitions, solving puzzles,
dan lain sebagainya.
6.
Debates yang ditampilkan di kelas bisa menjadi alat yang efektif
dalam mendorong siswa untuk berpikir tentang sesuatu dari arah yang
berbedabeda.
7.
Group work dapat menjadi peluang bagi setiap siswa untuk
berbicara, berbagi pandangan, dan mengembangkan keterampilan untuk
berkolaborasi dengan orang lain.
8.
Case Studies biasanya menggunakan cerita nyata dari kehidupan
seharihari yang terjadi pada masyarkat di lingkungan siswa itu sendiri, dalam
keluarga, dalam sekolah, atau yang terjadi pada seseorang di antara para siswa
itu. Hal ini akan memberikan wawasan tentang situasi nyata, langkah yang
sebaiknya diambil, dan akibat-akibat yang mungkin terjadi.
9.
Concept mapping membantu siswa untuk bisa menciptakan
representasi visual dari model, gagasan, dan hubungan antara konsep. Mereka
menggambarkan dengan menggunakan lingkaran dan garis penghubung, dengan fase
yang dapat menghubungkan pada garis-garis tersebut. Kegiatan ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok.
C. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang di perlukan tergambar dari awal sampai akhir yang di sajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan tekhnik
pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran ialah titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Salah satu strategi yang dapat
digunakan untuk mencapai kesuksesan adalah dengan motivasi atau dorongan dan
keyakinan yang dimulai dari diri sendiri bahwa seseorang mampu untuk mencapai
kesuksesan atau keberhasilan yang diinginkan.
Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan untuk mengimplemntasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tekhnik pembelajaran adalah cara yang
di lakukan seseorang dalam meng implementasikan suatu metode secara spesifik.
Taktik pembelajaran adalah gaya
seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan
dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan tipe
kpribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajarn akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Jadi, semua pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran.
[4]
W. James Popham & Evi L. Bakar, teknik mengajar secara sistematis,
(Jakarta: PT Rineka Ciipta, 1992), h. 151
[6] Syah ,Muhibbin
dan Kariadinata, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM (Bandung:. Rahayu. 2009) Hal 1
[7] Suparlan, Dasim, dan
Danny. 2008. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(Bandung : PT Genesindo, 2008) Hal 70
[14] Syah ,Muhibbin
dan Kariadinata, Rahayu. 2009 Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru(PLPG) Rayon Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. Hal 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar